Perbandinagn Miyabi vs Julia Roberts

  • Mungkin yang menjadi pertanyaan sebagian masyarakat pro Miyabi, mengapa Miyabi dilarang syuting di Indonesia, sementara Julia Roberts boleh? Ini dia jawabannya.

    Menbudpar Ad-interim, Muhammad Nuh, yang ditemui di Gedung Depbudpar, lantai 16, Jalan Medan Merdeka Barat No 17, Jakarta Pusat, Rabu (14/10/2009), menjelaskan, ada beberapa kriteria film yang bernilai, yakni:
    1. Memperkuat budaya dan jati diri bangsa
    2. Memberi fungsi peran edukatif
    3. Bisa mencerdaskan, mencerahkan kita semua, dan memperkuat persaudaraan.

    Dia lalu mencontohkan kedatangan Julia Roberts ke Bali untuk syuting film Eat, Pray, Love.

    "Contohnya sudah sangat jelas. Film Eat, Pray, Love yang dibintangi Julia Roberts. Itu kita bantu fasilitasi karena film yang dikembangkan tidak melanggar norma bangsa kita," beber Nuh.

    Bagaimana dengan Miyabi yang juga berencana syuting film komedi produksi lokal berjudul Menculik Miyabi di Jakarta? Tampaknya, karena artis bernama Maria Ozawa itu berprofesi bintang porno di Jepang, menjadi kendala tersendiri atas alasan moralitas dan kontroversial.

    "Pemerintah sebenarnya tidak ingin masuk ke masalah yang sangat teknis. Justru kasus Miyabi ini, pemerintah sangat menghargai pertimbangan yang disampaikan masyarakat. Kenapa harus Miyabi yang menimbulkan kontroversi?" tegasnya. (okezone)